Penanganan Stunting
Sosialisasi Penanganan Stunting

Pemkot Segera Bentuk Tim Untuk Penurunan Hingga Nol Persen

ZONATOTABUAN.COStunting (kerdil) terus menjadi persoalan yang serius untuk ditangani oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu.

Untuk lebih maksimalnya penanganan stunting, Pemkot Kotamobagu melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda), melakukan kegiatan sosialisasi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan menghadirkan narasumber Tenaga Ahli Regional V Direktorat Jenderal Bina Bangda Kemendagri Sam Patoro Larobu.

Sekot Kotamobagu Sande Dodo menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakan agar dapat memberikan arah terkait intervensi penurunan angka stunting yang terintegrasi.

“Guna menekan angka stunting di Kotamobagu diperlukan intervensi secara holistik, integratif dan kualitas melalui koordinasi dan sinergi antar perangkat daerah,” ujar Sekot di Aula Kantor Bappelitbangda Kotamobagu, Senin (15/3/2021).

Lanjutnya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan review kinerja.

“Bagaimana kelurahan dan desa ikut dibagi peran dan tanggung jawab yang jelas untuk memastikan efektivitas dalam mengintervensi penurunan stunting,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Bappelitbangda Kotamobagu, Sofyan Mokoginta mengatakan, pelaksanaan sosialisasi terkait tindaklanjut surat keputusan dari Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), beberapa waktu lalu.

“Ini tentu komitmen dari Walikota Kotamobagu. Ketika turun surat keputusan dari Bappenas, pimpinan ingin kita bergerak cepat dalam penanganan stunting. Sehingga langsung mengundang OPD terkait untuk sosialisasi atau merefresh kembali terkait penanganan stunting di Kota Kotamobagu,” ujarnya Senin (15/3/2021).

Apalagi, Kepala Bapelitbangda katakan, Kota Kotamobagu sudah ditetapkan sebagai lokus percepatan penanganan stunting dari Bappenas.

“Artinya tugas dan tanggungjawab ini, tidak hanya oleh dinas tertentu sampai petugasnya di lapangan. Namun bagaimana kita lakukan menyeluruh,” ungkapnya.

Hasil dari kegiatan sosialisasi itu, akan ditindaklanjuti dengan segera membentuk tim koordinasi untuk penanganan menyeluruh dan kolaborasi.

“Tim yang dibentuk akan merumuskan rencana aksi yang akan ditetapkan mulai dari bagaimana penanganan data, perencanaan, hingga penanganan lanjut,” ungkapnya.

Ia menambahkan walaupun stunting tidak banyak dan bisa dikatakan kecil diwilayah Kota Kotamobagu sesuai data Dinas Kesehatan untuk angka stunting tahun 2020 sebanyak 208 balita atau 5,09 persen dari 7.544 balita. Namun ini merupakan program prioritas Nasional yang harus diselaraskan oleh Pemkot Kotamobagu.

“Tim Koordinasi Penanganan Stunting setelah terbentuk diharapkan lebih komprehensif dan menyeluruh sehingga cepat menekan angka stunting sampai nol persen, serta bagaimana pencegahan bisa dilakukan secara optimal agar tidak ada stunting baru lagi. Artinya tim akan melakukan kerja untuk menurunkan stunting sekaligus pencegahannya,” tambahnya. (*/Murianto)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini