ZONA TOTABUAN – Climate Institute (CI) bekerjasama dengan Friedrich Naumann Foundation (FNF) Indonesia dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menggelar diskusi publik terkait dengan isu perubahan iklim di Cafe Kemang Boulevard Manado, pada Selasa, 5 Juli 2022 malam.

Hadir pada acara tersebut perwakilan dari Kemenkumham ada Yossi Ramli, mewakili FNF Indonesia, ada Putu Nuansa Putri Savita Uttari. Kegiatan diskusi publik tersebut fokus pada bagaimana mengedukasi anak muda agar paham dan tidak abai dengan perubahan iklim, diskusi ini sendiri mengangkat tema “Bicara Iklim, Generasi Muda & Isu Perubahan Iklim”.

Menjadi narasumber dalam acara ini, dari Climate Institute diwakili langsung oleh Putri Damayanti Potabuga sebagai Founder dan Arie Setiawan Mokodompit, Sekretaris KNPI Sulawesi Utara (Sulut) yang mewakili Ketua KNPI Rio Dondokambey dan anak muda sulut. Sedangkan bertindak sebagai moderator Linda Setiawati yang mengatur alur diskusi tersebut dengan model talk show.

Putri sendiri, menjelaskan tujuan diskusi ini diselenggarakan adalah untuk observasi awal dari tim CI yang merupakan Non Governmental Organization (NGO) yang fokus pada isu lingkungan untuk melihat seberapa besar pemahaman dan ketertarikan generasi muda di Sulut terhadap isu perubahan iklim lewat diskusi publik bicara iklim.

Selain itu, kehadiran Climate Institute juga dimaksudkan untuk memperkenalkan diri bahwa ada wadah yang siap menjadi tempat berkumpul dan bernaung anak muda untuk menampung ide-ide, serta mendorong gerakan penanganan isu perubahan iklim global di Sulut.

Putri juga memperkenalkan beberapa program yang akan dilakukan oleh tim Climate Institute hasil kerjasama dengan Kemenkumham dan FNF Indonesia yang berkaitan dengan cara dan model edukasi dalam mendorong isu perubahan iklim di kalangan generasi muda tentang bagaimana cara bersikap dengan isu tersebut.

“Dengan hadirnya KNPI dalam diskusi ini kami berharap, sebagai organisasi kepemudaan yang menaungi OKP agar bisa meneruskan isu ini kedalaman aktivitas keorganisasian. Kita juga ingin melihat seberapa besar minat dan peran aktif pemuda dalam isu ini khususnya di Sulut,” kata Putri.

Dalam diskusi tersebut, Putri menambahkan bahwa ternyata isu perubahan iklim kurang diminati oleh anak muda sehingga tidak menjadi isu prioritas di kalangan anak muda, namun demikian ada juga anak muda yang mempunyai pemahaman terhadap isu ini walaupun belum cukup mendalam.

Terungkap bahwa OKP yang terlibat dalam gerakan isu perubahan iklim masih sebatas pada bersih-bersih sampah, bersih-bersih pantai yang sifatnya masih pada acara seremonial, belum sampai pada level mendorong kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim yang sedang mengalami krisis di berbagai bidang.

Disisi lain, Arie yang mewakili KNPI sebagai narasumber mengakui bahwa pihaknya sendiri memang belum terlalu fokus terhadap isu ini karena pemahaman terhadap perubahan iklim yang masih kurang, namun tidak menutup ruang untuk bekerja sama dengan pihak manapun yang siap berkolaborasi terkait dengan penanganan isu tersebut di masa depan.

“Kita minta agar teman-teman anak muda untuk tetap teredukasi agar tidak ketinggalan dengan isu terkini, terus berinovasi dengan teknologi yang ada dan fokus pada isu perubahan iklim,” pinta Arie.

Isu perubahan iklim sendiri merupakan isu yang kompleks karena memerlukan multi disiplin ilmu pengetahuan yang mendalam soal penanganannya, tidak cukup hanya dengan apresiasi seremonial sehingga bukan hal mudah untuk mendorongnya menjadi sebuah isu sentral di tengah gerakan sosial masyarakat, namun anak muda diharapkan tidak menyerah dengan keadaan dan bersikap apatis terhadap masa depan bumi dan umat manusia yang kian hari kian tercemar kualitas air dan udara yang semakin menurunkan kualitas hidup manusia.

Maka kemudian diperlukan inovasi dan pendidikan yang baik, lewat berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang terus berkembang  untuk melahirkan ide dan gerakan baru yang solutif dalam menangani masalah global tersebut baik pada level kebijakan, ekonomi, politik, sosial dan budaya di tengah masyarakat sehingga masalah ini menjadi tanggung jawab bersama dalam soal pencegahan krisis iklim yang semakin ekstrim. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini