ZONATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU — Akhir-akhir ini, sering didapati beberapa oknum melakukan sharing informasi di media sosial (medos) tanpa di saring. Yang akhirnya banyak informasi hoax, fitnah, diskriminasi ras, suku agama dan ujaran kebencian beredar sehingga menimbulkan keresahan ditengah-tengan masyarakat.
Tantangan sekarang cukup berat, sehingga perkembangan teknologi yang pesat dibutuhkan sikap bijak dalam memilah informasi dan tidak gampang di komentar dengan kalimat negatif.
“Meski negara kita melindungi kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkumpul, namun dalam UU ITE ada aturan yang bisa dipergunakan untuk menjerat seseorang penyebar informasi yang belum tentu kebenarannya, berita palsu ataupun ujaran kebencian. Sehingga sangat diharapkan agar melakukan saring atau memfilter informasi sebelun di sharing atau dibagikan ke media sosial mulai dari facebook, instagram, twitter, youtube, dan lainnya,” ujar Sekretaris Badan Kesbangpol Kotamobagu, Hendra Makalalag.
Pemerintah Kota melalui Badan Kesbangpol Kotamobagu memberi himbauaan agar seluruh komponen masyarakat kiranya saling menghormati dan saling menghargai dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa dan sosial masyarakat. “Ini tujuannya agar tidak terjebak dengan informasi yang belum tentu kebenarannya dapat dipertangunggjawabkan. Kearifan dan kebijaksanaan salah satu filter terhadap persoalan tersebut. Dimana sikap tenggang rasa antar sesama anak bangsa, atara suku, agama sangat penting demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI,” tuturnya.
Lanjutnya media sosial tidak disalahgunakan oleh masyarakat pada hal-hal negatif yang berujung pada tindakan melanggar hukum. Pemerintah Kota berkewajiban menghimbau dan mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menjaga hubungan baik dan harmonis antara sesama komponen masyarakat. “Ini semua harapannya agar nilai-nilai luhur persaudaraan tetap terjaga tanpa saling menjatuhkan satu sama lain atau kelompok tertentu,” kata Hendra.
Semoga persatuan dan kekeluargaan kita tidak terkoyak-koyak hanya karena ego pribadi atau kelompok. “Berpegang teguhlah pada motto leluhur kita. Dimana motto ini saya selalu sebutkan sebagai tiga pilar demokrasi kemongondowan kita. Adapun motto leluhur yang dimaksud yakni Mototabian, Mototanoban, Mototompiaan,” tambahnya. (Rhi)