ZONA BOLSEL– Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) meresmikan Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Acara ini juga menjadi ajang refleksi implementasi Kurikulum Merdeka di jenjang SD dan SMP. Kegiatan berlangsung di Hotel Aryaduta, Manado, pada Senin, 14 Oktober 2024.

Diresmikan langsung oleh Pjs. Bupati Bolsel, Tahlis Gallang, acara ini merupakan langkah nyata Pemda dalam merespons tingginya kasus kekerasan di sekolah, khususnya kekerasan seksual yang melibatkan anak-anak. “Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memperkuat peran TPPK agar kasus kekerasan bisa ditekan secara signifikan,” ujarnya.

 

Menurut data yang dipaparkan, 80% kasus kekerasan di Bolsel berupa kekerasan seksual, dengan korban mayoritas adalah anak-anak. Kondisi ini, menurut Gallang, harus menjadi perhatian serius, terutama di lingkungan pendidikan.

“Kami tak hanya ingin fokus pada output, namun juga outcome yang nyata. Implementasi inovasi dalam pendidikan harus benar-benar membawa perubahan,” tambahnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bolsel, Rante Hattani, menegaskan pentingnya meningkatkan kapasitas TPPK untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman bagi siswa. “Kami prihatin dengan angka kekerasan seksual yang tinggi. Bimtek ini bertujuan memperkuat peran sekolah dalam mencegah dan menangani kekerasan,” ungkapnya.

Acara ini melibatkan 376 peserta dari 94 sekolah jenjang SD dan SMP, termasuk kepala sekolah, guru, komite, dan orang tua murid. Fokus utama adalah memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan untuk mewujudkan lingkungan belajar yang ramah, inklusif, dan menghargai keberagaman.

Selain memperkuat peran TPPK, implementasi Kurikulum Merdeka juga menjadi sorotan utama dalam Bimtek ini. Kurikulum yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan, dinilai harus lebih efektif diterapkan di seluruh satuan pendidikan di Bolsel. “Sinergi antara sekolah, komite, dan orang tua sangat penting untuk kesuksesan Kurikulum Merdeka,” tandas Rante.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kepala Balai Pengembangan Mutu Pendidikan (BPMP) dan Balai Guru Penggerak (BGP) Sulut, serta perwakilan dari Polres Bolsel. Mereka berharap kegiatan ini akan menghasilkan strategi konkret untuk menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan dan memperkuat penerapan Kurikulum Merdeka.

Dengan langkah ini, Pemda Bolsel berkomitmen penuh untuk menciptakan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga aman dan terlindungi dari segala bentuk kekerasan.***

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini