ZONA BOLSEL – Saat fajar menyingsing di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), suara azan berkumandang di masjid, lonceng gereja berdentang, dan doa-doa dipanjatkan di pura.
Inilah wujud harmoni keberagaman di Bolsel, daerah yang dikenal sebagai “laboratorium kerukunan beragama” di Sulawesi Utara.
Setiap Jumat subuh, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Bolsel wajib mengikuti Program Ibadah Subuh Bersama (PISB).
Para pegawai Muslim beribadah di masjid, umat Kristiani di gereja, dan Hindu di pura.
Semua dilaksanakan di kompleks perkantoran Panango, tempat pemerintah setempat membangun rumah ibadah sebagai simbol kebersamaan.
Program ini bukan sekadar rutinitas, melainkan warisan berharga dari mendiang Herson Mayulu, mantan Bupati Bolsel.
Kini, estafet itu dilanjutkan oleh Bupati Iskandar Kamaru dan Wakil Bupati Deddy Abdul Hamid.
Bupati Iskandar Kamaru mengakui, saat pertama kali diterapkan, program ini sempat diragukan banyak pihak.
“Namun, seiring berjalannya waktu, yang awalnya terasa seperti paksaan kini menjadi kebiasaan,” ujarnya.
Lebih dari sekadar kewajiban, PISB bertujuan menanamkan nilai-nilai ketakwaan di kalangan ASN.
“Kita diberikan kepercayaan oleh masyarakat, tentu pertanggungjawaban utama kita adalah kepada Tuhan,” lanjut Iskandar.
Untuk memastikan program ini berjalan efektif, ASN yang tidak mengikuti ibadah akan dikenakan pemotongan tunjangan.
Meski demikian, pendekatan ini bukan sekadar soal sanksi, tetapi sebagai upaya membangun kesadaran spiritual di lingkungan birokrasi.
Dalam pandangan Iskandar, jika seorang pegawai memiliki ketakwaan yang kuat, maka ia akan menjauhi hal-hal negatif, seperti korupsi atau penyalahgunaan wewenang.
“Ketika kita takut kepada Tuhan, kita akan menjaga akhlak. Dengan begitu, kita terhindar dari hal-hal yang menyesatkan,” tegasnya.
Program ini bukan hanya tentang ibadah semata, tetapi juga membentuk karakter pegawai yang jujur, disiplin, dan bertanggung jawab.
Itulah sebabnya, di Bolsel, ibadah bukan sekadar urusan pribadi, tetapi bagian dari pembangunan moral birokrasi.
Bolsel tidak hanya menjaga warisan Herson Mayulu, tetapi juga merawat keharmonisan dan nilai-nilai spiritual di tengah keberagaman.
Seperti fajar yang selalu datang setiap hari, program ini diharapkan terus menyinari perjalanan pemerintahan di Bolsel, membawa berkah bagi seluruh masyarakatnya. ***