ZONATOTABUAN – Jemaat Gereja Tiberias GPDI Bangunan Wuwuk dengan penuh antusias merayakan Pawai Obor Paskah yang digelar pada Minggu (20/4/2025) malam.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan kebangkitan Yesus Kristus yang diperingati umat Kristiani di seluruh dunia, dan menjadi bagian dari rangkaian perayaan Paskah yang rutin dilaksanakan setiap tahun.
Pawai Obor dimulai dari halaman Gereja Tiberias Bangunan Wuwuk, Peserta pawai yang terdiri dari anak-anak hingga orang tua tampak membawa obor menyala.
Sambil membawa obor mereka menyusuri jalan sambil memuji kebesaran Tuhan. Setelah pawai obor berkeliling lingkungan gereja jemaat kembali ke halaman gereja dan menyalakan api unggun sambil.
Pdt. Johan Oroh, S.Th (Gembala)
Saya selaku umat Tuhan sangat bersyukur kepada Tuhan karna dalam suasana suka cita perayaan paskah ini.
“Prosesi perayaan paskah ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai karya keselamatan yg dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib. Sebab begini pengorbanan Yesus Kristus bagi umat kristen itu memiliki arti yg sangat dalam,” ungkap Pdt Johan Oroh, S. Th.
Tambahnya, Biarlah dalam suasana Paskah ini mendorong kita selaku jemat agar kita bisa memberikan keteladanan bagi kita umat Kristen.
Lenon Wowor selaku Ketua Panitia menjelaskan, kegiatan di mulai dari jam setengah 18:30 malam dan di bagi 3 sesi.
Yg pertama start dari depan Greja ke arah perbatasan Bangunan Wuwuk Timur dan Inaton. Lalu kembali lanjut ke arah Gereja pertama dalam sesi 1 jalan salib.
Jadi, dari depan gereja lanjut sampai perbatasan Bangunan dan moyongkota
Dan selanjutnya kembali berbalik ke arah Gereja itu prosesi 2 Yesus di salib
Setelah itu sesi 3 Yesus bangkit.
“Kami panitia berharap ada pesan pesan yg dapat di sampaikan melalui prosesi ini tentang karya keselamatan lewat penyaliban, kematian dan kebangkitan Yesus,” ucapnya
Okta Tampi SH (Pemeran Yesus),
Pastinya ini sungguh pengalaman luar biasa dimana boleh diberikan kesempatan jadi pemeran Yesus.
Memang untuk menjadi pemeran Yesus tantangannya ada 2. Pertama, yang harus kita siapkan fisik mental, Karna seperti di jalan tadi dari gereja ke atas lalu kebawa dan dari bawah kembali lagi ke Gereja pastinya itu membutuhkan tenaga yg begitu luar biasa, karna prosesi bagaimna dipukul memang sakit tapi melihat apa yang Yesus alami itu tidak sebanding,” tegasnya.
Lanjutnya, yang kedua begitu luar biasa dari saya pribadi itu persiapan bagimana spritual saya dengan Tuhan ini suatu peran yg begitu luar biasa dimana saya perankan karya penyaliban di kayu salib itu.
“Hubungan juga antara pribadi dengan Tuhan bagi saya itu yang utama, dan hal mungkin berkesan bagi saya kalau Tuhan Yesus waktu itu di salib diumur 33 tahun sekian dan puji tuhan bertepatan juga umur saya di tahun ini 33 tahun setengah jadi saya merasakan seperti apa dan semua dosa telah selesai,” ujarnya
“Terimakasih kepada masyarakat bangunan Wuwuk bersatu selaku jemaat dan sudah membantu jalanya kegiatan ini,” tutupnya. (Erik)