ZONATOTABUAN – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperingati Hari Tani Nasional 2025, dengan turun langsung ke sawah dan menemui para petani padi di Kota Kotamobagu, Rabu, 24 September 2025.
Aksi yang digelar di seluruh Indonesia oleh partai berlambang banteng hitam bermoncong putih, bertajuk “Turun ke Sawah Menyapa Petani” dengan tema besar “Indonesia yang Berdaulat di Bidang Pangan”, serta tema “Bumi Lestari, Petani Berdikari” dan sub-tema “Kembali ke Sawah, Menyemai Masa Depan”.
Ketua DPRD Kota Kotamobagu, Adrianus Mokoginta mengatakan, langkah yang dilakukan di Hari Tani Nasional (HTN) Tahun 2025, adalah bentuk komitmen dalam mendukung agenda nasional yakni kedaulatan pangan.
“Kami menyambut baik gerakan nyata PDI Perjuangan dalam memperjuangkan kedaulatan pangan. Petani adalah garda terdepan ketahanan pangan daerah. Kami siap mengawal program dan kebijakan yang berpihak pada petani agar kesejahteraan mereka meningkat,” ujar Adrianus Mokoginta saat bersama para petani dalam kegiatan panen padi secara simbolis, Rabu (24/09/2025).
Adrianus Mokoginta yang juga dipercayakan sebagai Plt Ketua DPC PDIP Kotamobagu, mengajak generasi muda agar tidak alergi terhadap dunia pertanian. Serta ikut mendukung program nasional yakni kedaulatan pangan.
“Kita harus menumbuhkan kebanggaan pada sektor pangan. Dengan turun langsung ke sawah, kita belajar bahwa urusan pangan adalah hidup matinya sebuah bangsa, seperti pesan Bung Karno. Kami juga mengajak anak muda, ikut mengambil bagian dalam mendukung penuh agenda nasional, kedaulatan pangan,” tambahnya.
PDI Perjuangan juga mengingatkan pentingnya etika lingkungan dan keberpihakan nyata kepada petani sebagai bagian dari warisan bagi generasi mendatang. Kegiatan Hari Tani ini diakhiri dengan panen padi bersama dan dialog antara petani, kader, dan masyarakat. Hadir juga dalam kegiatan tersebut yakni para kader DPC PDIP Kotamobagu dan Anggota DPRD Kotamobagu dari Fraksi PDIP.
Sementara itu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan pentingnya kebangkitan petani untuk mencapai kedaulatan pangan nasional.
Bahkan dalam seminar terungkap bahwa petani adalah kaum marhaen sejati yang menjadi penyangga tatanan negara. Petani bekerja tanpa henti menghadapi risiko gagal panen, harga rendah, dan perubahan iklim.
Tak hanya itu, dalam acara yang dibuat untuk memeringati Hari Tani Nasional, menekankan tantangan iklim global menuntut petani beradaptasi dengan teknologi.
Jika dahulu petani mengandalkan tanda alam, kini mereka harus memanfaatkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika serta teknologi digital untuk menentukan pola tanam. Bahkan ditekankan juga riset untuk mengembangkan varietas unggul dalam negeri.
Adapun pokok-pokok rekomendasi Rakernas ke – IV PDIP, antara lain:
I. Diversifikasi pangan lokal berbasis pemanfaatan keanekaragaman hayati.
II. Peningkatan kualitas produksi pangan melalui riset dan inovasi BRIN untuk kesejahteraan petani, nelayan, dan produsen pangan.
III. Perlindungan lahan pertanian produktif dari alih fungsi, kebijakan moneter, fiskal, dan pembiayaan yang berpihak pada petani.
IV. Hilirisasi komoditas pangan berbasis teknologi berdaya saing dan berkelanjutan, pembangunan infrastruktur dan sarana produksi pangan terintegrasi, sinergi kebijakan pangan pusat dan daerah.
V. Pemberlakuan bea masuk impor pangan untuk melindungi produk dalam negeri.
Sedangkan rekomendasi eksternal yang disuarakan PDI Perjuangan antara lain; Mendesak pemerintah membentuk Bank Pertanian, untuk memperluas akses pembiayaan bagi petani dan nelayan, serta memperkuat BUMN riset dan pengembangan alat-alat pertanian.
Diketahui, Hari Tani Nasional diperingati setiap 24 September, merujuk pada terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).
Meski Indonesia memiliki tanah subur, data BPS menunjukkan sepanjang 2024 Indonesia masih mengimpor jutaan ton beras dan ribuan ton buah, sementara lahan sawah produktif terus berkurang akibat alih fungsi. ***