ZONATOTABUAN.CO – Eceng gondok mempunyai nama latin Eichhornia crassipes yang merupakan jenis tumbuhan yang hidup diatas air. Perkembangan populasi eceng gondok yang cepat bukan lagi sebuah permasalahan sulit, karena pemanfaatan eceng gondok oleh orang kreatif dapat diolah sebagai bahan baku kerajinan tangan.
Sebagaimana yang dilakukan para Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Lewat kegiatan sosialisasi pemanfaatan dan potensi eceng gondok kepada masyarakat Desa Payuga, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo, mereka memaparkan bagaimana memanfaatkan eceng gondok menjadi produk kerajinan tangan.
Tak hanya sosialisasi, para mahasiswa juga melakukan pelatihan ekonomi kreatif eceng gondok menjadi produk kerajinan tangan yang bernilai jual.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan bertemakan “Desa Membangun” dengan tujuan untuk mengabdi kepada masyarakat, dan membantu pembangunan desa melalui pemanfaatan potensi desa.
Kegiatan itu bekerja sama dengan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gorontalo, serta didampingi dosen pembimbing lapangan, Indri Wirahmi Bay, S.Pd., M.A.
“Dipilihnya eceng gondok sebagai tajuk utama program pengabdian Mahasiswa KKNT UNG ini, karena kondisi Pandemi Covid-19 yang melanda dunia setahun terakhir ini berdampak terhadap pencapaian target SDGs (Sustainable Development Goals), sehingga berdampak terhadap ekonomi masyarakat,” kata Koordinator Desa, Muhammad Hazral Bogdadi.
Selain itu, besarnya potensi eceng gondok di Desa Payunga juga melatarbelakangi gelaran sosialisasi sekaligus pelatihan ekonomi kreatif terhadap masyarakat dalam pemanfaatan jenis tanaman tersebut.
“Dari sisi lingkungan, meningkatnya tanaman eceng gondok di Danau Limboto cukup menjadi sorotan. Ini kesempatan bagi kami mahasiswa selaku agent of change untuk berkontribusi melalui pengenalan sistem pengelolaan eceng gondok yang lebih ramah lingkungan dan inklusif kepada masyarakat Kecamatan Batudaa khususnya yang ada di Desa Payunga, serta menjawab permasalahan ekonomi di masa pandemi ini,” ujar Mahasiswa Teknik Sipil itu.
Antusias masyarakat mengikuti kegiatan itu cukup tinggi, serta mendapat apresiasi dan respon positif dari masyarakat setempat.
“Itu ide bagus dan kreatif, agar masyarakat Desa Payuga tahu dan mengerti bagaimana memanfaatkan potensi eceng gondok menjadi produk bernilai ekonomis,” sebut Resmiyati Yunus, warga Desa Payunga yang juga akademisi UNG.
Sementara itu, Kepala Desa Payunga, Wawan A.M Kassa, mengakui program pengabdian mahasiswa UNG pada KKN kali ini sangat baik dan inovatif.
“Mereka mampu menghadirkan ide-ide kreatif dalam membangun ekonomi masyarakat, sekaligus mengatasi masalah lingkungan yang diakibatkan populasi eceng gondok yang semakin mengkhawatirkan,” sebutnya, sembari berharap masyarakat Desa Payuga bisa memanfaatkan dengan baik potensi eceng gondok tersebut. (**)