ZONA BOLSEL—Inovasi di bidang pendidikan dari Bolsel kembali mendapat perhatian nasional.
Aplikasi Silaras yang dikembangkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bolsel resmi ditetapkan sebagai proyek percontohan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Melalui Pusat Penguatan Karakter, Kemendikbudristek memilih aplikasi ini sebagai pilot project dalam Praktik Baik Penguatan Karakter dan Pencegahan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP). Aplikasi Silaras bukan sekadar alat pelaporan. Platform ini menawarkan pendekatan holistik dalam penguatan karakter siswa dan menjadi solusi inovatif dalam upaya pencegahan serta penanganan kekerasan di sekolah. Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bolsel, Rante Hattani, keberhasilan ini adalah bukti nyata komitmen daerah terhadap pendidikan yang berintegritas dan berkualitas.
Penetapan Silaras sebagai percontohan nasional bukanlah capaian yang mudah. Hattani menegaskan bahwa ini adalah hasil kerja keras seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga para pendidik yang berkomitmen menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa. “Kami di Bolsel berkomitmen mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat. Penetapan Silaras sebagai pilot project nasional ini menunjukkan bahwa upaya kami dalam membangun pendidikan bermutu mendapat pengakuan luas,” ujar Hattani dengan penuh rasa bangga. Ia menambahkan bahwa Bolsel terus mendukung regulasi nasional, termasuk Permendikbudristek No. 46 Tahun 2023 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah. Selain aplikasi pelaporan, Pemda Bolsel juga mengeluarkan regulasi berupa Peraturan Bupati No. 62 Tahun 2023 yang memperkuat tata kelola PPKSP.
Silaras tidak hanya berfungsi sebagai platform pelaporan kekerasan, tetapi juga sebagai media edukasi karakter bagi siswa. Aplikasi ini memfasilitasi sekolah untuk memantau dan melaporkan perilaku siswa serta potensi konflik yang bisa terjadi di lingkungan sekolah. Selain itu, aplikasi ini mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti kejujuran, empati, dan tanggung jawab yang akan dipelajari dan dipraktikkan oleh siswa setiap hari. Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, Taufik Dahlan, menyatakan bahwa aplikasi Silaras sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan generasi emas yang unggul, baik dalam akademik maupun karakter. “Kemendikbudristek mendukung penuh inovasi ini karena fokusnya pada penguatan karakter siswa. Aplikasi seperti Silaras merupakan langkah strategis untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan bermoral,” ungkap Taufik.
Dengan penetapan ini, Bolsel tidak hanya menjadi pelopor di tingkat daerah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan solusi digital dalam pendidikan. Hattani berharap aplikasi Silaras bisa diterapkan di seluruh Indonesia untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung penguatan karakter siswa. “Semoga langkah ini memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan pendidikan yang berfokus pada karakter dan integritas,” tutup Hattani.***