Oleh: Rusmin Mamonto / Warga Boltim
PEMERINTAH dan masyarakat Bolaang Mongondow Timur memperingati sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) pada 21 Juli setiap tahunnya. Sebuah peringatan atau perayaan yang dilakukan setiap tahun ini sesungguhnya bukanlah sekadar rutinitas semata, melainkan sebuah momentum syarat makna.
Ada dua sisi yang saling tertaut di tiap peringatan dan perayaan ulang tahun. Pertama, momentum HUT harus menjadi sebuah refleksi kolektif oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boltim atas apa yang telah dilalui, telah dilakukan, yang sudah atau belum dicapai oleh Pemkab Boltim, serta refleksi korektif secara keseluruhan atas apa yang sudah dan belum diberikan kepada masyarakat.
Meski dengan kasat mata kita melihat kemajuan daerah ini, namun dengan kasat mata pula kita melihat ada ‘benang kusut’ yang harus diurai Sam Sachrul Mamonto dan Oskar Manoppo sebagai bupati dan wakil bupati saat ini. Peningkatan kualitas infrastruktur, peningkatan ekonomi masyarakat hingga peningkatan kualitas pelayanan publik adalah sebagian dari banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Kedua, peringatan HUT harus dijadikan momentum dan starting point untuk merencanakan dan mencapai prestasi yang lebih baik lagi. Berbagai capaian dan prestasi yang didapat sebelumnya harus menjadi energi positif, sekaligus pemacu dan pemicu semangat bagi perangkat pemerintah untuk terus berprestasi dan mempersembahkan yang terbaik bagi daerah ini.
Mari Lestarikan Budaya Sebagai Identitas dan Pemersatu Dalam Membangun Daerah, adalah tema yang diusung Pemkab Boltim pada perayaan HUT tahun ini. Tema itu menjadi sebuah penegasan bahwa akar budaya tak boleh tercabut dari daerah ini, tapi jadi penguat bagi semua elemen di tengah semangatnya mewujudkan percepatan pembangunan di negeri para bogani ini.
Karena di atas segalanya, daerah ini harus terus dibentengi dengan berbagai kearifan lokal yang bercitra bermartabat. (***)