ZONATOTABUAN.CO – Stunting menjadi masalah serius yang harus diatasi dalam mempersiapkan generasi emas di 2045. Untuk mencapai itu, Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota terus melakukan berbagai langkah strategi, agar masalah stunting bisa diturunkan bahkan dicegah dengan baik.
Sehingga Pemerintah terus melakukan terobosan bagaimana stunting bisa diatasi dengan baik. Salah satunya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) yang melakukan pertemuan konvergensi lintas sektor, dalam membahas strategi penanggulangan stunting diwilayahnya, di Hotel Ibis Manado.
Bahkan untuk menanggulangi stunting, Pemkab Boltim melalui Dinas Kesehatan terus melakukan langkah-langkah strategis untuk menunjang kesehatan masyarakat, diantaranya intervensi spesifik dan intervensi sensitif sebagai langkah konkrit dalam penanggulangan stunting.
“Langkah konkrit dalam penanggulangan stunting mulai dari 1000 HPK serta optimalisasi fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk mempercepat akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Boltim, Eko Rujadi Marsidi, Selasa (26/10/2021).
Lanjut Eko, bahwa pelaksanaan aksi konvergensi stunting dilakukan melalui pelaksanaan 8 aksi yang terdiri dari analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan bupati, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi data serta melakukan review kinerja pelaksanaan program kegiatan.
“Saat ini, Kabupaten Boltim sementara menjalankan aksi tujuh diantaranya pendataan yaitu pengukuran dan penimbangan, selain itu publikasi. Itu pun, kami telah selesai melaksanakan sistem manajemen data,” tuturnya.
Eko menambahkan, berbagai kemajuan bidang kesehatan di Kabupaten Boltim selama ini, tidak terlepas dari peran berbagai pihak.
“Termasuk peran serta lintas sektor dalam upaya penurunan stunting,” tambahnya.
Sebelumnya dalam pembukaan kegiatan pada Senin (25/10/2021), Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto mengatakan, stunting harus menjadi prioritas utama pemerintah.
“Tantangan ini harus diatasi dengan baik agar generasi di masa depan bisa menjadi generasi yang unggul, berdaya saing dan berkualitas,” ujar Sachrul.
Lanjut Sachrul, adanya Pandemi Covid-19, dimana terjadi pembatasan mobilitas dan perlambatan ekonomi yang menyebabkan berkurangnya akses terhadap pangan bergizi seimbang dan aman, hal ini dapat memperburuk permasalahan stunting.
“Untuk itu, penanganan stunting di tengah Pandemi Covid-19 tetap perlu diprioritaskan,” ungkapnya.
Bupati menambahkan, berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2018, prevalensi stunting di Kabupaten Boltim berada di angka 28,6 persen. Kemudian turun di tahun 2019 menjadi 7,59 persen. Menariknya di tahun 2020, menurut data EPPGBM prevalensi stunting berada di angka 6,53 persen.
“Konvergensi didefinisikan sebagai sebuah pendekatan intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama pada target sasaran wilayah geografis serta rumah tangga prioritas untuk mencegah stunting,’ tutupnya.(*/Murianto)