ZONA TOTABUAN – Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi tempat terakhir dari serangkaian agenda Studi Tiru yang dilakukan oleh 47 Kepala Desa (Sangadi) asal Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Dalam kunjungan tersebut, 47 Sangadi disuguhi destinasi wisata kebudayaan yang masih dipertahankan oleh salah satu suku di NTB yaitu Sasak Ende, dimana, para warga masih tinggal di rumah adat Bale Tani yang dibangun dari bambu dan beratapkan jerami.
Pemukiman Sasak Ende sendiri terletak tepat di tepi jalur menuju Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid (Bizam), dan masih masuk dalam kawasan Ekonomi Khusus Mandalika.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Boltim, Hendra Tangel, mengatakan, jika kedatangan 47 Sangadi di Desa Sengkol ini, untuk mempelajari pengembangan wisata kebudayaan yang masih dilestarikan terus oleh warga keturunan suku Sasak Ende.
“Pemukiman Sasak Ende ini sangat unik. Semua masih tradisional. Mulai dari rumah, masjid, gedung pertemuan hingga masyarakatnya masih memegang teguh warisan leluhur,” katanya.
Oleh karena itu Hendra berpesan, kepada para Sangadi agar dapat mempelajari cara masyarakat Suku Sasak Ende menjaga dan merawat budaya leluhur mereka.
“Berkat tradisi leluhur yang terus dijaga, banyak wisatawan asing atau lokal yang datang untuk melihat dan mencari tahu tentang proses kehidupan di dalam pemukiman suku Sasak Ende,” ujarnya.
Hendra pun berterima kasih kepada segenap Pemerintah Desa Sengkol yang sudah meluangkan waktu untuk menerima kunjungan dari 47 Sangadi dari Boltim.
“Terima kasih atas penyambutannya yang sangat meriah. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk masyarakat suku Sasak Ende,” ucapnya.
Diketahui, dalam kunjungan tersebut 47 Sangadi juga mempertontonkan tarian dana-dana khas Mongondow yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas PMD Boltim. (*/Mur)