Waspada Hidrometeorologi, Pemkot Bersinergi TNI-Polri dan Basarnas
ZONATOTABUAN.CO — Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu melakukan rapat bersama instansi terkait di Ruang Sekretaris Daerah Kotamobagu, Rabu (21/4/2021).
Rapat yang dilakukan itu, menyangkut Surat Gubernur Sulawesi Utara Nomor 360/21.2506/Sekr.BPBD tentang Pelaksanaan Apel Kesiapsiagaan Dalam Rangka Mengantisipasi serta Meningkatkan Kewaspadaan Terhadap Potensi Cuaca Ekstrim yang Dapat Menyebabkan Terjadinya Bencana Alam Hidrometeorologi, tertanggal 19 April 2021.
Sehingga akan ditindaklanjuti dengan menggelar apel bersama mulai dari TNI-POLRI, Basarnas, dan pihak terkait lainnya.
“Dalam rapat diputuskan akan menggelar apel pada Jumat (23/4/2021) pekan ini,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kotamobagu Ir Sande Dodo MT.
Sedangkan lokasi di Lapangan Kotamobagu dengan melibatkan melibatkan jajaran perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Kotamobagu, serta Polres Kotamobagu, Kodim 1303 Bolmong, dan Basarnas Kotamobagu.
“Kita serius karena berbagai kemungkinan bisa saja terjadi di tengah kondisi cuaca ekstrim seperti saat ini. Kita harus selalu siap menghadapi kondisi yang ada. Apel kesiapsiagaan dilaksanakan agar jajaran pemerintah daerah beserta pihak terkait lainnya, selalu siap menghadapi potensi bencana alam yang bisa saja terjadi di daerah ini,” ucap Sande.
Sande berharap agar wilayah Kota Kotamobagu dijauhkan dari musibah bencana alam yang bisa saja terjadi di tengah kondisi cuaca ekstrim seperti yang berlangsung saat ini.
“Jika kemungkinan terburuk terjadi musibah, kami meminta masyarakat tidak panik dan tetap tenang. Pemerintah daerah selalu siap hadir di tengah masyarakat dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi,” ungkapnya.
Diketahui, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat memperingatkan agar warga waspada bencana hidrometeorologi.
Hal ini terkait dengan dampak curah hujan tinggi akibat perpaduan musim hujan dan La Nina yang terjadi pada bulan tersebut.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.
Penyebab bencana hidrometeorologi adalah perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Indonesia sering mengalami perubahan cuaca dan iklim secara mendadak dan ekstrem yang berujung pada bencana hidrometeorologi, seperti dikutip dari situs Ilmu Geografi.
Cuaca ekstrem seperti kemarau panjang menyebabkan kekeringan, hingga hujan lebat dalam periode lama yang bisa menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor.
Melansir situs Konservasi DAS UGM, bencana hidrometeorologi di Indonesia juga dipengaruhi oleh fenomena La Nina dan El Nino. El Nino berpengaruh terhadap kekeringan di Indonesia karena dengan adanya angin ini curah hujan di sekitar Indonesia menjadi berkurang dan terkadang menyebabkan kekeringan panjang.
Sebaliknya, La Nina yang berpengaruh terhadap curah hujan tinggi di Indonesia dan menyebabkan kota, daerah yang tidak memiliki resapan yang bagus akan terkena banjir. (Muri)