JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum mengirimkan surat (surpres) berisi nama calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Stafsus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini mengatakan masih ada waktu hingga bulan November.
“Sejauh ini secara jadwal, semuanya masih aman, menunggu jadwal DPR sidang lagi. Kita masih ada waktu sampai masuk pensiun Panglima di akhir November nanti, masih ada waktu mencari perwira terbaik yang ingin mengorbankan dirinya untuk membawa Indonesia bangkit dari pandemi. Tugas berat ini,” ujar Faldo, Kamis (7/10/2021).
Faldo meminta agar seluruh pihak dapat menunggu, menurutnya saat ini surpres masih terus berproses. Pemerintah juga disebut masih fokus dalam upaya bangkit dari Pandemi COVID-19.
“Kita tunggu saja. Semuanya masih berproses. Kita sedang fokus ke agenda nasional bangkit dari pandemi, maka kriteria untuk menjawab tantangan itu jadi penting, ini yang sebelumnya tidak menjadi kriteria utama. Kalau sudah tampak tanda-tandanya, nanti pasti langsung diumumkan, tidak mungkin diam-diam,” tuturnya.
Faldo mengatakan meski surat tersebut belum dikirimkan, namun dipastikan posisi Panglima tidak akan kosong. Dia berharap nantinya Panglima TNI baru merupakan prajurit yang terbaik dari berbagai aspek.
“Sampai saat ini, memang Surat Presiden terkait penyelenggaraan fit and proper test memang belum ke DPR. Jadi bersabar saja, pasti segera dikirim. Yang jelas, tidak mungkin posisi Panglima kosong ketika Marsekal Hadi Tjahjanto memasuki masa pensiun,” ujar Faldo.
“Kita tentunya berharap, Panglima TNI yang baru adalah prajurit yang terbaik dari berbagai aspek. Karena ini bukan hanya soal kualifikasi personal, tapi Panglima TNI saat ini juga punya sederet tantangan berat, bagaimana bahu-membahu dengan rakyat untuk melewati pandemi, pengembangan personel baik dari segi kualitas SDM ataupun karir, pengembangan alutsista, dan harmonisasi tata kelola di tubuh tiga matra,” sambungnya.
Sinyal mengenai sosok Panglima TNI baru tergambar dari gestur Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Jokowi melempar candaan KSAD Jenderal Andika Perkasa jadi sopir Iriana, sedangkan Ma’ruf Amin sempat salah menyebut KSAL Laksamana Yudo Margono sebagai ‘Panglima’.
Berdasarkan informasi, Rabu (6/10/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih mempertimbangkan sosok Panglima TNI selanjutnya. Surpres mengenai Panglima TNI baru ini juga belum dikirim ke DPR
Momen Jokowi melempar candaan ke Iriana dan Andika itu terjadi setelah upacara HUT ke-76 TNI di halaman Istana Merdeka selesai. Jokowi saat itu bersama Iriana dan Wapres Ma’ruf Amin beserta Wury Estu Handayani meninjau alutsista di depan Istana.
Sejumlah pejabat lain turut mendampingi, di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, Menhan Prabowo Subianto, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Jokowi tampak berdialog dengan Hadi di depan deretan kendaraan taktis yang dipamerkan.
“Bapak, mohon izin, ini jadi pengadaan pada renstra (rencana strategis) sampai tahun 2019,” jelas Hadi kepada Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (5/10/2021).
“Oh, berarti ini baru-baru semua?” kata Jokowi.
“Siap, ini yang baru dari renstra sampai tahun 2019,” timpal Hadi
Setelah itu, KSAD Jenderal Andika Perkasa turut memberikan penjelasan kepada Jokowi.
“Ini ada yang menonjol, ini Angkatan Darat, kami punya 56 rantis,” ucap Andika.
Peninjauan kendaraan-kendaraan taktis ini tak berlangsung lama. Jokowi dan rombongan langsung meninggalkan lokasi.
Sebelum kembali ke Istana, Jokowi sempat melontarkan candaan ke istrinya. Jokowi menawari Iriana naik kendaraan taktis TNI dan KSAD Andika yang menyopiri.
“Mau naik gimana? Biar yang nyetir Pak Andika, ha-ha-ha…,” demikian candaan Jokowi kepada Iriana.
Jokowi, Ma’ruf Amin, Iriana Jokowi, dan Wury Ma’ruf kemudian menuju golf car. Jokowi kembali menyopiri golf car, mereka kemudian meninggalkan lokasi pameran alutsista.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin sempat menyebut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono sebagai ‘Panglima’. Namun kemudian juru bicara Wapres, Masduki Baidlowi, memberikan penjelasan.
“Nggak serius kok itu, jadi (sambutan) di acara vaksinasi COVID-19 di pondok pesantren,” kata Masduki kepada wartawan, Sabtu (18/9/2021).
Salah ucap itu terjadi saat Ma’ruf menyampaikan sambutan di acara vaksinasi COVID-19 di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Serang, Banten, Kamis (19/8). Acara vaksinasi itu dihadiri Yudo Margono serta jajaran pemerintah setempat.
Momen salah ucap itu terjadi ketika Ma’ruf menyebut pihak-pihak yang hadir, salah satunya Yudo Margono yang dia sebut sebagai ‘Panglima’. Namun, tak berselang lama, Ma’ruf langsung mengoreksi menjadi KSAL.
Masduki menegaskan salah sebut itu merupakan kekeliruan dan tidak ada maksud apa pun. Dia meminta agar hal itu tidak dianggap terlalu serius.
“Itu keliru saja, nggak ada kesengajaan, itu kan keliru saja, nggak usah terlalu dianggap serius, namanya juga nggak sengaja. Kalau diseriusin, orang-orang lain jadi nggak nyaman,” ujarnya.
“Wapres tidak mau membuat suasana tidak nyaman pada siapa pun, Wapres, ya semuanya supaya nyaman. Jadi ketidaksengajaan itu jangan dimaknai yang terlalu jauh, (dimaknai) yang nggak-nggak. Kalau dimaknai terlalu jauh, itu bisa membuat nggak nyaman pihak tertentu. Pak Wapres nggak mau itu,” lanjut Masduki.
Masduki mengatakan Ma’ruf saat itu pun langsung mengoreksi sendiri salah ucapnya.