KOTAMOBAGU — Pemkot Kotamobagu melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluraga Berencana (PPKB) bekerjasama dengan BKKBN perwakilan Provinsi Sulut menggelar sosialisasi sekolah siaga kependudukan (SSK) serta pengintegrasian pendidikan kependudukan dan program keluarga berencana pada sekolah menengah Kota Kotamobagu, di Hotel Sutanraja Kotamobagu, Jumat (30/8/2019).
Adapun sosialisasi ditujukan kepada guru-guru terlebih Guru Biologi dan Guru Geografis. Dengan maksud untuk meningkatkan kepedulian para anak didik akan permasalahan kependudukan dimana laju perkembangan penduduk andaikata tidak dibatasi tentunya akan menimbulkan berbagai permasalahan baru sehingga akan berdampak negatif bagi kehidupan kita.
Karena itu program Sekolah Siaga Kependudukan ( SSK) merupakan suatu program untuk meningkatkan kepedulian terhadap kependudukan secara dini, dimana perkembangan penduduk tergantung dari pengertian dan pemahaman masyarakat terhadap reproduksi angka kelahiran, perkembangan penduduk dapat kita tekan dengan berbagai cara diantaranya dengan memberikan wawasan secara dini kepada anak didik sehingga mereka sadar dan akan menunda perkawinannya sampai pada batas usia ideal dalam perkawinan.
“Maka untuk mewujudkan itu, perlu mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana dalam beberapa mata pelajaran akan menambah wawasan bagi anak didik, dengan tujuan agar mereka dapat peduli akan perkembangan penduduk sehingga dapat kita tekan secara maksimal,” ujar Kepala BKKBN perwakilan Sulut, Sugiyatna.
Ia menjelaskan, sekolah harus sudah diintegrasikan melalui mata pelajaran di sekolah, walaupun tidak menambah jam pelajaran tapi bagaimana pendidikan kependudukan itu menjadi bagian dari pelajaran yang diterima oleh siswa siswi. Ia katakan, soal kependudukan merupakan hal sangat penting, karena kualitas pembangunan itu adalah dari manusia dan dilakukan sejak dini.
“Kalau siswa sudah memahami soal kependudukan yang kualitasnya selalu ditingkatkan, dengan demikian pembangunan nanti akan lebih baik. Tujuan akhirnya Indonesia emas 2045. Itu sudah kita rancang mulai dari sekarang, dengan meningkatkan SDM,” tuturnya.
Ia mengatakan, tujuan akhirnya adalah generasi emas yang unggul. “Dengan catatan kalau generasi muda milenial itu sudah memahami tentang kependudukan,” tambahnya.
Kadis PPKB Aljufri Ngandu mengatakan, hingga saat ini sudah ada sembilan sekolah siaga kependudukan (SSK), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) sudah banyak, hampir semua sekolah sudah.
“Tujuan dinas bagaimana kependudukan itu terkendali dan berkualitas, sejak dini,” jelasnya
Ia mengatakan, pengintegrasian materi kependudukan ke dalam mata karya sekolah.
“Misalkan mata pelajaran biologi, itu akan diajarkan kepada siswa tentang kesehatan reproduksi, sehingga dia terhindar dari nikah dini, karena dengan nikah dini alat reproduksi belum siap, itu contoh,” ujarnya.
Ia menambahkan, semua mata pelajaran nantinya bisa disisipkan soal pendidikan kependudukan.
“Kepsek dan para guru juga telah melakukan penandatanganan dukungan terhadap pengintegrasian pendidikan kependudukan dan program KB pada sekolah menengah,” ucapnya. (Rhi)